Download artikel ini : Download
Pemrosesan Transaksi.
Salah satu tujuan sistem informasi adalah mendukung operasi harian perusahaan. Tujuan ini dicapai melalui : (1) pemrosesan transaksi-transaksi yang disebabkan baik oleh sumber-sumber ekstern maupun intern, dan (2) menyiapkan keluaran-keluaran seperti dokumen-dokumen operasional dan laporan-laporan keuangan.
Definisi Sistem Pengendalian Intern.
Sistem pengendalian intern adalah struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Tujuan SPI menurut definisi tersebut adalah :
1.
Menjaga kekayaan organisasi
2.
Mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansi
3.
Mendorong efisiensi, dan
4.
Mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen
4.1
Kebutuhan dan pengendalian.
Pengendalian adalah disiplin ilmu yang melibatkan pembuatan mekanisme dan algoritma untuk mengendalikan keluaran dari suatu proses tertentu. Sebagai contoh adalah sistem pengaturan temperatur ruangan agar temperatur ruangan terjaga konstan setiap saat, misalnya pada 20 °C. Pada kasus ini, temperatur disebut sebagai variabel terkendali. Selain itu, karena temperatur diukur oleh suatu termometer dan digunakan untuk menentukan kerja pengendali (apakah ruangan perlu didinginkan atau tidak), temperatur juga merupakan variabel input. Temperatur yang diinginkan (20 °C) adalah setpoint. Keadaan dari pendingin (misalnya laju keluaran udara pendingin) dinamakan variabel termanipulasi karena merupakan variabel yang terkena aksi pengendalian.
4.2
Elemen Struktur Pengendalian Intern.
1.
Struktur organisasi yang memisahkan
tanggung jawab fungsional secara tegas.
2.
Sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang,
pendapatan dan biaya.
3.
Praktek yang sehat dalam
melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan
tanggung jawabnya.
1.
Struktur organisasi yang memisahkan
tanggung jawab fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
2.
Wewenang dan prosedur pencatatan
yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan
dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.
3.
Praktek yang sehat dalam
melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Cara-cara yang umum ditempuh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah :
Cara-cara yang umum ditempuh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah :
1.
Penggunaan formulir bernomor urut
tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggung-jawabkan oleh yang berwenang.
2.
Pemeriksaan mendadak (surprised
audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu
kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.
3.
Setiap transaksi tidak boleh
dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi
tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.
4.
Perputaran jabatan (job rotation).
Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi
pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka
dapat dihindari.
5.
Keharusan pengambilan cuti bagi
karyawan yang berhak.
6.
Pembentukan unit organisasi yang
bertugas untuk mengecek aktivitas unsur-unsur SPI yang lain. Unit organisasi
ini disebut satuan pengawas intern atau staf pemeriksa intern. Agar efektif
dalam menjalankan tugasnya, satuan pengawas intern ini harus tidak melaksanakan
fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi, serta harus
bertanggung jawab kepada manajemen puncak.
4.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan
tanggung jawabnya.
Diantara 4 unsur pokok SPI, unsur mutu karyawan merupakan unsur SPI yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur SPI yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggung-jawaban keuangan yang dapat diandalkan.
Diantara 4 unsur pokok SPI, unsur mutu karyawan merupakan unsur SPI yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur SPI yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggung-jawaban keuangan yang dapat diandalkan.
4.3
Alat Pengendalian Pemrosesan Transaksi.
Alat pengendalian pemrosesan transaksi merupakan prosedur-prosedur yang di rancang untuk meyakinkan bahwa elemen-elemen struktur pengendalian intern di implementasikan dalam sistem aplikasi khusus yang terdapat di dalam setiap siklus transaksi organisasi. Alat pengendalian pemrosesan transaksi terdiri dari pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum mempengaruhi seluruh pmrosesan transaksi. Pengendalian aplikasi berpengaruh khusus terhadap aplikasi-aplikasi individuall.
4.4.
ETIKA DAN STRUKTUR PENGENDALIAN
Banyak perusahaan yang telah mengadopsi peraturan kode etika yang merupakan pedoman dalam menjalankan bisnis sesuai etika. Begitupun, banyak organisasi profesonal, seperti AICPA, yang mengadopsi peraturan ini peraturan kode etik ini umumnya di tulis dalam bahasa hukum yang berfokus pada hal-hal yang mungkin di langgar. Banyak yang menentang dengan mengatakan bahwa setiap perusahaan memiliki budayanya sendiri, yang di sebut budaya perushaan, yang mungkin meningkatkan atau mengabaikan etika. Budaya perusahaan tergantung pada tingkah laku, dan praktik kerja para karyawan. Untuk setiap program etika kerja, perusahaan harus memiliki audit budaya atas perlaku budaya dan etika perusahaannya.
referensi
:
http://dandyadventures.blogspot.com
http://www.lemarisepatuonline.com/
amir abadi yusuf,Rudi M. Tumbunan,1996george H.B,William S.Hopwood,1995 : Accounting informasi sistemzaki baridwan 1994,abdul halim : sistem informasi Akuntansi(kumpulan makalah)wing wahyu winarto 1994 : sistem informasi akuntansisotoyo suparlan 1995 : sistem informasi Akuntansi
http://fytriinfo.blogspot.com
wikipedia.org
http://gudangmakalah.blogspot.com
http://pengembangan-tekhnologi.blogspot.com
http://www.lemarisepatuonline.com/
amir abadi yusuf,Rudi M. Tumbunan,1996george H.B,William S.Hopwood,1995 : Accounting informasi sistemzaki baridwan 1994,abdul halim : sistem informasi Akuntansi(kumpulan makalah)wing wahyu winarto 1994 : sistem informasi akuntansisotoyo suparlan 1995 : sistem informasi Akuntansi
http://fytriinfo.blogspot.com
wikipedia.org
http://gudangmakalah.blogspot.com
http://pengembangan-tekhnologi.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar